Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat Indonesia yang menggunakan kendaraan pribadi setiap hari.
Namun, kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa tahun terakhir membuat pengeluaran transportasi semakin membengkak. Tidak heran, banyak orang kini mencari tips hemat BBM saat berkendara agar bisa menekan biaya harian.
Menghemat BBM bukan hanya soal uang, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.
Artikel ini akan membahas faktor penyebab boros BBM, teknik mengemudi hemat energi (eco-driving), serta data pendukung yang bisa membantu Anda memahami betapa pentingnya efisiensi bahan bakar.
Faktor yang Membuat Kendaraan Boros BBM
1. Gaya Berkendara Agresif
Kebiasaan menekan pedal gas terlalu dalam, menyalip secara tiba-tiba, atau melakukan pengereman mendadak membuat mesin bekerja ekstra keras.
Setiap kali kendaraan melakukan akselerasi cepat, mesin harus membakar lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga tambahan.
Akibatnya, konsumsi BBM bisa meningkat hingga 30% lebih boros dibanding gaya berkendara santai.
2. Tekanan Ban Tidak Sesuai
Ban dengan tekanan rendah menciptakan hambatan gulir (rolling resistance) yang lebih besar. Mesin harus bekerja lebih keras untuk menggerakkan kendaraan.
Menurut penelitian otomotif, ban yang kempis 20% dari tekanan ideal bisa meningkatkan konsumsi BBM hingga 10%.
Selain itu, tekanan ban yang tidak tepat juga membuat ban lebih cepat aus dan berisiko pecah.
3. Perawatan Kendaraan Jarang Dilakukan
Kendaraan yang jarang diservis mengalami penurunan performa. Filter udara kotor menghambat masuknya oksigen, sehingga pembakaran BBM tidak sempurna. Oli mesin lama juga kehilangan daya pelumasan, membuat gesekan antar komponen meningkat dan mesin boros bahan bakar.
Tanpa perawatan rutin, efisiensi BBM bisa turun drastis meskipun kendaraan masih terlihat normal.
4. Penggunaan AC Berlebihan
AC mobil bekerja dengan mengandalkan tenaga mesin. Semakin rendah suhu yang dipilih (misalnya 16°C), semakin berat mesin harus bekerja.
Kondisi ini bisa meningkatkan konsumsi BBM sebesar 5–15%. Tidak heran, perjalanan jarak jauh dengan AC penuh terasa lebih boros.
5. Kondisi Lalu Lintas dan Pola Rute
Kemacetan di kota besar membuat kendaraan sering berhenti dan berjalan lambat (stop-and-go). Dalam kondisi ini, mesin tetap membakar BBM meskipun kendaraan tidak bergerak.
Bahkan, riset menunjukkan konsumsi BBM di jalan macet bisa meningkat 25–40% dibanding berkendara lancar di jalan tol. Rute dengan banyak tanjakan atau jalan rusak juga memengaruhi efisiensi.
Tips Hemat BBM Saat Berkendara
1. Jaga Kecepatan Stabil dan Hindari Akselerasi Mendadak

Kecepatan konstan adalah kunci hemat BBM. Untuk mobil, kecepatan ideal di jalan tol adalah 60–80 km/jam. Untuk motor, cukup jaga akselerasi halus dan tidak sering menarik gas penuh. Penggunaan cruise control pada mobil modern juga sangat membantu menjaga konsumsi bahan bakar tetap stabil.
2. Rutin Cek Tekanan Ban dan Kondisi Kaki-kaki
Periksa tekanan ban minimal seminggu sekali. Sesuaikan dengan standar yang tertera di pintu mobil atau manual motor. Ban yang keras sesuai standar membuat kendaraan lebih ringan bergerak. Selain tekanan ban, periksa juga keseimbangan roda (balancing) dan spooring, karena roda yang tidak lurus menambah beban mesin.
3. Lakukan Servis Berkala dan Gunakan Oli Berkualitas
Lakukan tune up mesin sesuai jadwal (biasanya setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali). Ganti oli tepat waktu, karena oli baru dengan viskositas sesuai rekomendasi membuat mesin lebih halus dan efisien. Pilih oli dengan formula hemat energi (energy conserving oil) yang dapat mengurangi gesekan.
4. Bijak dalam Menggunakan AC
Gunakan AC secukupnya, misalnya 24–26°C. Nyalakan mode sirkulasi dalam (recirculate) agar mesin tidak terlalu terbebani. Jika memungkinkan, buka jendela sebentar sebelum menyalakan AC agar suhu kabin turun lebih cepat.
5. Gunakan Bahan Bakar Sesuai Rekomendasi Pabrikan
Setiap mesin dirancang dengan rasio kompresi tertentu. Menggunakan BBM dengan oktan yang lebih rendah dari rekomendasi membuat pembakaran tidak sempurna, sehingga mesin terasa kurang bertenaga dan lebih boros. Misalnya, mobil dengan kompresi tinggi sebaiknya menggunakan Pertamax atau sejenisnya, bukan Pertalite.
6. Hindari Membawa Beban Berlebih
Setiap tambahan 50 kg beban bisa meningkatkan konsumsi BBM hingga 2%. Jangan biarkan bagasi penuh barang yang tidak perlu. Lepaskan roof rack atau boks motor jika tidak sedang digunakan karena menambah hambatan angin.
7. Manfaatkan Fitur Eco-driving
Banyak mobil dan motor keluaran terbaru dilengkapi indikator atau mode eco-driving. Mode ini membantu pengemudi menyesuaikan gaya mengemudi agar lebih hemat, misalnya dengan menampilkan lampu indikator saat akselerasi terlalu agresif. Penggunaannya bisa menghemat 5–15% BBM.
8. Pilih Rute yang Efisien
Gunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps atau Waze untuk memilih jalur yang lebih lancar dan minim kemacetan. Waktu tempuh lebih singkat bukan hanya menghemat waktu, tapi juga mengurangi konsumsi BBM.
9. Matikan Mesin Saat Berhenti Lama
Jika harus menunggu lebih dari 3 menit, lebih baik matikan mesin. Mesin yang menyala dalam keadaan diam tetap membakar BBM tanpa menghasilkan manfaat.
Perbandingan Konsumsi BBM: Gaya Berkendara Biasa vs Eco-driving
Studi menunjukkan bahwa eco-driving dapat menghemat 10–20% konsumsi BBM dibandingkan gaya mengemudi biasa. Misalnya:
- Mobil dengan konsumsi 1:10 km/l bisa meningkat menjadi 1:12 km/l dengan teknik eco-driving.
- Motor dengan konsumsi 1:35 km/l bisa mencapai 1:40 km/l jika dikendarai dengan kecepatan stabil dan perawatan rutin.
Data & Fakta Tentang BBM di Indonesia
- Harga BBM naik signifikan dalam 5 tahun terakhir. Pertalite yang pada 2018 masih Rp7.650/liter, kini mencapai Rp10.000–Rp12.500/liter tergantung daerah.
- Rata-rata konsumsi BBM masyarakat Indonesia:
- Motor: 2–3 liter/hari untuk pemakaian jarak dekat (±40 km)
- Mobil: 8–12 liter/hari untuk pemakaian jarak sedang (±50 km)
- Pengeluaran BBM per bulan: Berdasarkan data BPS, rumah tangga di kota besar bisa menghabiskan Rp1 juta–Rp1,5 juta hanya untuk BBM.
- Transportasi menyumbang polusi signifikan. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, kendaraan bermotor menyumbang hingga 70% polusi udara di kota besar seperti Jakarta.
Menghemat BBM bukan hanya membantu mengurangi pengeluaran bulanan, tetapi juga menjaga mesin kendaraan tetap awet dan mengurangi polusi. Dengan menerapkan tips sederhana seperti menjaga kecepatan stabil, rutin servis, hingga memanfaatkan fitur eco-driving, Anda bisa menghemat hingga 20% biaya transportasi.
Jadi, mulai sekarang biasakan mengemudi lebih bijak. Hemat BBM, hemat uang, dan ramah lingkungan.