Tips Menghemat BBM Saat Berkendara Jarak Jauh

Perjalanan jauh dengan mobil atau motor sering kali bikin dompet ikut “kering” karena bensin cepat habis. Padahal, ada cara-cara sederhana yang bisa bikin konsumsi BBM lebih hemat tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Artikel ini akan jadi panduan lengkap buat kamu yang sering mudik, road trip, atau kerjaan menuntut banyak perjalanan jauh.

Setelah baca ini, kamu bakal tahu trik-trik praktis agar BBM lebih irit, mesin tetap sehat, dan perjalanan jadi lebih menyenangkan.

Faktor Utama yang Bikin BBM Cepat Habis

Sebelum tahu cara menghemat, penting untuk paham dulu penyebab borosnya bensin saat jarak jauh:

  • Kecepatan tinggi terus menerus → di atas 100 km/jam, hambatan angin meningkat eksponensial, mesin kerja lebih berat.
  • Akselerasi dan pengereman mendadak → bensin banyak terbakar tapi jarak tempuh tidak optimal.
  • Beban kendaraan berlebih → makin banyak muatan, makin besar tenaga yang dibutuhkan.
  • Ban kempes → gesekan ban dan aspal lebih besar, mesin harus kerja ekstra.
  • Penggunaan AC berlebihan → kompresor AC menyedot tenaga mesin, otomatis bensin lebih banyak terbakar.

Kalau kamu pernah merasa BBM lebih cepat habis waktu road trip rame-rame dengan barang seabrek, ya inilah alasannya.

Tips Menghemat BBM Saat Perjalanan Jauh

1. Gaya Berkendara Stabil Itu Kunci

Salah satu penyebab paling besar pemborosan bensin adalah gaya mengemudi yang tidak stabil.

Banyak orang punya kebiasaan menekan pedal gas dalam-dalam lalu mendadak mengerem ketika ada kendaraan di depan. Mesin akhirnya membakar bahan bakar lebih banyak hanya untuk menghasilkan jarak tempuh yang sebenarnya tidak sepadan.

Menjaga kecepatan agar tetap konstan adalah kunci utama penghematan.

Jika kamu melaju di jalan tol, usahakan berada di kisaran 90–100 km/jam, karena di atas itu hambatan angin meningkat tajam dan konsumsi BBM pun melonjak.

Pengalaman saya sendiri, saat melaju stabil di 90 km/jam, konsumsi bisa mencapai 1 liter untuk 14 km. Namun ketika mencoba 120 km/jam, angka itu langsung turun menjadi sekitar 10 km per liter.

Perbedaan yang cukup signifikan hanya karena sedikit perubahan kecepatan.

2. Pentingnya Tekanan Ban yang Tepat

Ban sering kali dianggap sepele, padahal kondisinya punya pengaruh besar pada konsumsi bensin.

Ban yang sedikit kempes saja membuat gesekan dengan jalan bertambah dan mesin harus bekerja lebih keras. Akibatnya, bensin lebih cepat habis.

Itulah kenapa sebelum menempuh perjalanan jauh, tekanan ban sebaiknya dicek terlebih dahulu. Sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan yang biasanya tertera di pintu kendaraan.

Kalau perjalanan panjang, tambahkan sedikit tekanan karena ban akan memuai saat panas. Pernahkah kamu mendorong troli supermarket dengan ban kecil yang kempes? Rasanya jauh lebih berat.

Begitulah yang dirasakan mesin ketika ban kendaraan kita tidak dalam kondisi ideal.


3. Jangan Membawa Beban yang Tidak Perlu

Kendaraan yang kelebihan beban tidak hanya membahayakan, tapi juga membuat konsumsi BBM melonjak. Setiap tambahan puluhan kilogram barang membuat mesin harus bekerja lebih keras untuk memindahkan kendaraan.

Sering kali kita membawa barang-barang “jaga-jaga” yang ujungnya tidak terpakai sama sekali. Lebih baik seleksi barang sejak awal, bawa yang benar-benar diperlukan saja.

Bahkan hal kecil seperti roof rack yang terpasang padahal tidak dipakai bisa menambah hambatan angin dan membuat bensin boros hingga 20 persen.

4. Bijak Menggunakan AC

AC memang penyelamat di perjalanan, terutama di siang hari. Tetapi di balik kenyamanan itu, ada harga yang harus dibayar dalam bentuk konsumsi bensin tambahan.

Kompresor AC menyedot tenaga mesin sehingga pembakaran lebih banyak. Jika ingin tetap hemat, atur suhu kabin di angka sedang, sekitar 24–26 derajat. Suhu ini cukup sejuk untuk menjaga kenyamanan tanpa membuat mesin terbebani berlebihan.

Malam hari atau ketika udara luar cukup dingin, mematikan AC dan membuka jendela sedikit bisa jadi pilihan.

Namun khusus di jalan tol, membuka jendela justru lebih boros karena hambatan angin meningkat tajam, sehingga bensin yang terbakar malah lebih banyak daripada menyalakan AC.

5. Gunakan Gigi yang Tepat

Banyak pengendara, terutama mobil manual, sering menahan kendaraan di gigi rendah sambil menarik gas tinggi. Kebiasaan ini adalah salah satu penyebab utama bensin cepat habis.

Idealnya, pindahkan gigi di putaran mesin 2.000–2.500 rpm agar pembakaran berlangsung lebih efisien. Untuk mobil otomatis, mode ECO bisa membantu menahan mesin tetap di putaran rendah. Motor pun demikian, jangan kebiasaan memacu gas besar di gigi rendah.

Lebih baik segera naik gigi agar mesin bekerja lebih ringan.

6. Rencanakan Rute dengan Cermat

Macet panjang adalah musuh besar efisiensi bahan bakar. Mesin tetap menyala, bensin terus terbakar, tapi kendaraan tidak bergerak. Untuk itu, rencanakan rute perjalanan dengan bijak.

Gunakan aplikasi peta digital untuk mencari jalur yang lebih lancar dan hindari jam-jam padat jika memungkinkan. Berangkat lebih pagi atau bahkan sebelum subuh sering kali jadi solusi ampuh, selain jalanan lebih sepi, udara juga masih lebih sejuk.

Tentukan titik-titik istirahat sejak awal supaya tidak perlu sering berhenti mendadak. Dan bila ada pilihan rute dengan jalan datar ketimbang tanjakan curam, lebih baik pilih yang lebih ramah mesin.

7. Isi BBM dengan Oktan yang Tepat

Sering ada anggapan bahwa memakai bensin beroktan lebih rendah berarti lebih hemat karena harganya lebih murah. Padahal, jika mesin dirancang untuk oktan lebih tinggi, menggunakan bensin di bawah standar justru membuat pembakaran tidak sempurna. Akibatnya, tenaga berkurang dan konsumsi BBM malah lebih boros. Jadi, selalu ikuti rekomendasi pabrikan.

Mobil modern dengan mesin injeksi umumnya minimal membutuhkan RON 92. Memaksa kendaraan minum bensin lebih rendah mungkin tidak langsung merusak, tapi dalam jangka panjang bisa menurunkan performa dan menambah pengeluaran.

8. Jangan Biarkan Mesin Idle Terlalu Lama

Mesin yang menyala dalam keadaan diam tetap membakar bensin. Kalau kamu berhenti sejenak untuk menunggu teman di rest area atau menunggu anak ke toilet, pertimbangkan untuk mematikan mesin.

Idling selama sepuluh menit bisa menghabiskan sekitar 0,1 liter bensin. Kalau hal ini terulang berkali-kali sepanjang perjalanan, jumlahnya lumayan juga.

Jadi, jika diperkirakan berhenti lebih dari tiga menit, lebih baik mesin dimatikan.

9. Servis Kendaraan Sebelum Berangkat

Kendaraan yang sehat adalah kunci utama efisiensi. Mesin dengan oli lama, filter udara kotor, atau busi aus akan membuat pembakaran tidak sempurna. Akibatnya, bensin lebih banyak terbuang tanpa memberi tenaga yang maksimal.

Sebelum melakukan perjalanan jauh, ada baiknya memastikan kondisi kendaraan prima. Ganti oli sesuai jadwal, cek filter udara, periksa busi, dan pastikan sistem injeksi atau karburator bekerja baik.

Jangan lupa cek juga rem, karena rem yang terlalu menahan putaran roda bisa membebani mesin tanpa disadari.

Tabel Ringkasan: Tips Irit BBM di Perjalanan Jauh

TipsDampak ke BBMCatatan Praktis
Jaga kecepatan stabilHemat 10–15%Gunakan cruise control jika ada
Periksa tekanan banHemat 5–10%Tambahkan 2 psi untuk perjalanan jauh
Kurangi beban berlebihHemat 5–20%Lepas roof rack jika tidak dipakai
Gunakan AC bijakHemat 5–10%Suhu ideal 24–26°C
Gunakan gigi tepatHemat 5–8%Pindah di 2.000–2.500 rpm
Rencanakan ruteHemat 10–30%Hindari macet & tanjakan curam
Isi BBM sesuai oktanHemat jangka panjangMesin lebih awet dan responsif
Matikan mesin saat idleHemat hingga 1 liter/jamJika berhenti >3 menit
Servis kendaraanHemat 10–15%Mesin lebih ringan & optimal

FAQ – Pertanyaan Umum

Q: Kalau pakai AC terus di tol, boros banget nggak?
A: Ya, cukup boros. Kalau memungkinkan, atur suhu sedang saja (24–26°C). Membuka jendela di tol justru lebih boros karena hambatan angin meningkat drastis.

Q: Apakah lebih baik isi BBM penuh atau sedikit-sedikit?
A: Isi penuh lebih baik. Tangki penuh mengurangi ruang kosong sehingga penguapan BBM lebih sedikit.

Q: Mobil matic selalu lebih boros dari manual?
A: Tidak. Mobil matic modern sudah dilengkapi mode ECO yang bisa lebih irit dibanding manual jika dipakai dengan benar.

Q: Lebih cepat sampai = lebih irit?
A: Tidak selalu. Di kecepatan 100–120 km/jam, hambatan angin naik tajam sehingga konsumsi lebih boros. Lebih baik konstan 90–100 km/jam, hasilnya lebih hemat.


Menghemat BBM saat perjalanan jauh bisa dilakukan dengan trik-trik sederhana: jaga kecepatan stabil, periksa ban, kurangi beban, gunakan AC dengan bijak, sampai servis kendaraan sebelum berangkat.

Kalau kamu konsisten menerapkan tips ini, biasanya pengeluaran bensin bisa berkurang 10–30% tanpa mengurangi kenyamanan perjalanan.

Coba terapkan tips ini di mudik berikutnya. Catat konsumsi bensin sebelum dan sesudah menerapkan trik hemat. Selisihnya bisa bikin perjalananmu terasa lebih menyenangkan, karena bukan cuma sampai tujuan dengan selamat, tapi juga lebih hemat.

Bagikan konten ini:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *